Baik ponsel maupun, telpon kantor di atas meja Shanum, sudah berdering lebih dari sepuluh kali. Meski demikian, tak sedikit pun Shanum berminat untuk menjawab panggilan tersebut. Siapa lagi pelakunya, kalau bukan sang mantan. Iya, Miko lah yang sejak tadi berusaha untuk menghubungi Shanum. Bahkan, setelah Shanum memblokir nomor Miko dari ponselnya pun, Miko masih tak menyerah dan beralih menelpon ke telpon kantor Shanum. Mendesah lelah, Shanum terpaksa mengangkat panggilan Miko di dering terakhir. "Halo, Yang. Halo." Shanum hanya diam. Tanpa berniat menjawab. "Sayang." Shanum masih tetap diam, meski gagang telpon itu menempel di telinganya. "Oke, kalau kamu emang ga mau ngomong sekarang. Ga pa-pa. Tapi, ijinin aku buat dateng ke butik kamu dan jelasin semuanya ke kamu." "Ga perlu.