Keluarga Keenan disambut hangat Irman dan keluarganya, yang sudah berdiri menunggu di depan pintu utama. Dua keluarga itu saling berpelukan satu sama lain, juga menanyakan kabar. Irman langsung mengajak semua untuk berkumpul di ruang makan dan makan malam bersama. Erina yang masih lemah, duduk di atas kursi roda dan Keenan yang membimbingnya. Dia duduk di antara Keenan dan Winda saat sudah berada di ruang makan. “Winda. Mama sudah makan arem-arem sore tadi, masih kenyang,” ujar Erina saat Winda hendak mengambilkannya makanan. “Sedikit saja ya, Ma?” bujuk Winda penuh harap. Erina melihat sorot mata teduh Winda yang menatapnya penuh kerinduan. Winda menyodorkan satu piring kecil berisi makanan ringan ke arahnya, dan dia pun mengangguk pelan. Keenan senang memperhatikan kedekatan Erina d