Erlan keluar dari kamar mandi dengan mengenakan kaos putih polos dan celana piyama miliknya. Syukurnya di tempat Anjani ini masih ada beberapa pakaiannya yang tertinggal dan bisa ia gunakan saat ini. Ia segera berjalan keluar dari kamar Cici dan menemukan gadis itu sedang menata makanan di meja makan dan tidak menyadari kedatangannya. Erlan berjalan perlahan mendekati Cici lalu memeluk gadis itu dari belakang. Menyadari kedatangan Erlan, Cici yang tadinya sedang sibuk menata makanan segera melepaskan pelukan gadis itu sambil menatap Erlan dengan pandangan datar. Pria yang ditatap oleh Cici itu tentu saja menyadari bahwa wanita itu sedang marah saat ini. "Ada apa lagi?" Tanya Erlan. "Sebenarnya apa yang menjadi alasan kamu buat ngungkapin perasaannya ke aku semalam?" Tanya Cici. Erlan