Diaz menyeringai melihat Leoni keluar dari pintu klinik kandungan, sementara di sisi parkir lain terlihat mobil BMW hitam yang pengemudinya mengamati dengan saksama gerak-gerik Leoni. Sudah dipastikan itu bapaknya si bayi, akan tetapi Leoni bersikeras tidak ingin pria itu bertanggungjawab. Meski punya ketertarikan secara fisik dan seksual, Leoni tidak mau terikat hubungan tanpa rasa. Diaz adalah pengalaman pertama sekaligus terakhir. Leoni belajar dari sana dan bersumpah tidak ingin mengulangi kebodohan lagi. “Jemput ke dalam apa susahnya sih, Az?” Dia menggerutu saat membuka pintu mobil, melempar tas ke dashboard, kemudian duduk di jok penumpang. Wajah Leoni masam, kedua tangannya terlipat di dadaa. “Tinggal jalan sedikit padahal. Se gitu saja kau tidak mau. Menyebalkan! Ingin kucakar wa