Liburan singkat yang mengesankan. Terasa seperti mimpi, tapi bahagianya nyata. Sepanjang perjalanan menuju Changi Airport, Seanna tidak mau lepas dari rangkulan Hendrian. Giliran Tante Lyra yang diabaikan keberadaannya, tetapi beliau paham kalau hal baik sudah terjadi. Alih-alih merasa tersisih, justru beliau turut senang dan berdoa dalam hati, semoga pernikahan sang keponakan langgeng dan harmonis sampai tua nanti. Setelah itu pelukan erat, ciuman tangan dan kedua pipi menjadi simbol perpisahan. Tante Lyra melepas kepergian Seanna dengan sebuah lambaian, juga sebaris kalimat yang diucapkan secara beriringan, “Nanti datang ke sini lagi, ya? Tante mau dengar lebih banyak cerita Sea soal kampus, teman, dan berbagai hal yang terjadi di Jakarta sana.” “Pasti, Tante. Di liburan semester menda