“Sea, apa kabar, Nak?” tanya Mama Martha begitu Seanna dan Hendrian turun dari mobil. Malam ini mereka menginap di rumah orang tua Hendrian, karena besok akhir pekan. Seanna hanya kuliah empat kali dalam seminggu, jadi tiga hari liburnya sering dipakai untuk menganggur. Maklum masih orang baru, belum mau ke mana-mana sendiri dulu. “Baik, kok, Ma. O—eh, Mas Hendri kasih aku makan tiga kali sehari, lengkap sama jajanan kalo aku minta dibeliin sesuatu setiap dia pulang kerja.” Seanna nyengir lebar saat melirik ke arah Hendrian, nyaris keceplosan padahal di mobil tadi keduanya sepakat untuk menetapkan panggilan lain di depan keluarga. Dan, pilihan Seanna jatuh pada ‘mas’ daripada ‘kakak’ atau ‘aa’. Saat Mama Martha memeluknya, Seanna balas merangkul punggung beliau, juga pasrah ketika kedua