Lamaran yang dikirim tidak satu pun diterima, tetapi Aura tidak kecewa karena saat ini dia lebih tertarik pada kursus dibanding apa pun. Setiap dia berkutat dengan bahan dan alat membuat kue, Aura tidak memikirkan hal lain lagi. Semua konsentrasi serta perhatiannya tersita, dia juga senang saat kedua tangannya bekerja. Sepertinya Aura sudah benar-benar menemukan minatnya. Kalau ke depannya berjalan lancar, Aura mungkin akan membuka toko kuenya sendiri dengan meminjam modal dari Dennis.
Jika saat itu tiba, akan jadi kali terakhir dia hidup dalam tanggungan orang tua, karena Aura optimis dia cocok dalam bidang bisnis. Memang dana yang harus dikeluarkan sudah pasti besar. Namun, dia berjanji akan mengembalikan kalau sudah berhasil memasarkan produk dalam jumlah yang banyak. Aura punya privil
