“Yol, kita nikah yuk.” “Wah, buruan makan deh. Aku segera beliin obat, demam kamu lama – lama bikin omongan kamu ngelantur.” Yola bergidik sambil hendak bangkit berdiri, namun Gio langsung menahan lengannya. “Gue serius, Yol.” “Serius?” Yola mengulang dengan ekspresi lebih tenang. “Kamu serius nanyain sesuatu yang jawabannya udah kamu ketahui?” Gio mengangguk mahfum, seolah paham isi kepala Yola. “Lo nggak minat menjalin hubungan karena elo masih harus kuliahin Yumna, kan? Gue akan ikut menanggung biaya hidup dan biaya sekolah adik ipar gue, Yol. Selain itu gue nggak akan mencegah elo terus berkarir kalo lo mau.” “Bukan itu aja, Gi.” Yola akhirnya duduk di samping Gio. “Apa lagi? Latar belakang?” Yola mengangguk. “Meskipun wali kamu bukan kakek nenekmu, tapi tetap saja kamu cucu mer

