BAB 100

1952 Kata

"Bang Zio?" Satu tangan melambai di depan wajah Zio, mengirimkan aroma sakura yang manis dan membuat Zio tersadar. "Peluk!" "Ya?" bingung Zio tersentak kaget. "Oh iya, pelukan perpisahan." "Aku bakal kangen banget sama Bang Zio." Vio merengkuh tubuh kakaknya sambil berdecak menatap Zio yang mengarahkan wajahnya ke bawah untuk menatap Vio. "Bang Zio jangan nakal ya di sana." “Harusnya Abang yang kasih kamu nasihat kayak gitu.” Nicholas dan Sofia menghampiri putra-putrinya di kamar Zio. "Maaf," ujar Nicholas merasa bersalah. "Waktu kalian sudah habis. Vio, lepaskan Bang Zio, dia harus berada di bandara tiga puluh menit lagi, jadi kami akan berangkat sekarang." "Harus sekarang banget, Dad?" tanya Vio tak percaya. "Kalau gitu aku boleh bolos ya, sekali ini aja. Aku pengen anterin Bang Zio

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN