Gio naik ke lantai dua, dan Yola masih mengekorinya dengan kalem. Sampai pria itu hendak memasuki ruangannya, langkah kaki Yola terhenti. Dan seolah baru sadar ada orang yang mengikutinya, Gio pun berbalik, Dia menatap Yola dengan penasaran.
“Lho, lo ngapain ngikutin gue ke sini? Mau ngasih jatah?”
Mimik wajahnya yang serius itu membuat mata Yola membulat sempurna.
“Lho, bukannya Bapak- maksud saya, Bos yang minta saya untuk ....” Ucapan Yola menggantung, saat menlihat wajah Gio yang kebingunan dan menunggu penjelasannya.
“Lo datang ke sini minta di eksekusi atau gimana, Yol?” Gio mendadak tersenyum m***m. “Oh, mau nepatin janji ya? Mau muasin gue? Kebetulan banget, Sayang.”
Yola buru – buru kabur dan berbalik, tapi langkah kakinya kalah cepat. Gio lebih dulu menahan tangan cewek itu
