BAB 93

1087 Kata

Vio melakukan paggilan dengan Zio di selasar sekolah yang mulai sepi. Matanya menatap ke arah lapangan, di sana ada beberapa siswa tinggal untuk berlatih basket. “Bang Zio kapan balik?” [Secepatnya, Vio, secepatnya Abang akan pulang.] “Jadi apa yang harus aku lakukan selama Bang Zio belum kembali?” [Vio, dengarkan Abang,] Zio menjeda kalimatnya untuk menarik napas. [Gio nggak seperti Abang. Dia di sini terbiasa dengan pergaulan bebas, karena itu Vio jangan terlampau dekat ya sama Gio. Kamu harus bisa menjaga diri. Janji sama Abang.] Vio langsung menangis teringat ciuman pertamanya direnggut oleh Gio. Sebisa mungkin Vio mengusap air matanya, ia tak mau Zio sampai mengetahui tangisnya. Meski begitu, Vio merasa sesak seolah rongga dadanya menyempit dan menekan jantung. Ringkihan kecil te

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN