Mata Alana terbelalak kaget saat tiba-tiba tangan Arion bergerak mencoba melepaskan pakaiannya. “Pak, lepasin saya!” ujarku terengah-engah mencoba melepaskan diri. Namun semuanya sia-sia tenaga Alana tidak sebanding dengannya. “Shut up!” Arion semakin menggila terus memperdalam ciumannya di tengkuk Alana. Alana harus apa? Aku tidak punya tenaga sedikitpun untuk melawannya. Matanya mulai berkaca-kaca Tidak! Dia tidak boleh menyerah, Alana mengepalkan tangannya seraya terus mencoba memberontak. “b******k! Saya bukan w************n!” teriak Alana setelah berhasil melepaskan diri dengan cara menendangnya s**********n Arion. Arion merintih kesakitan. “Jangan karena saya cuma seorang sekretaris. Bapak bisa seenaknya. Saya juga punya harga diri, Pak!” Alana berteriak penuh amarah.