“Pria sinting! Kamu mau kabur dariku?!” Hardik Melisa dengan wajah geram, dia menggenggam erat pergelangan tangan pria tersebut. Melisa lupa kalau piyama tidurnya belum diikat kembali olehnya. Gaunnya terbuka dan memperlihatkan semuanya. Leebin mengerjapkan kedua matanya menatap pemandangan tersebut. Pria itu tidak mau Melisa merasa malu karena ketahuan olehnya. Dia segera kembali dan menindih tubuhnya, pria itu tidak membiarkan Melisa berkata-kata lagi. Dia melumat bibirnya seraya mengikat tali gaunnya kembali. Tapi Melisa menahan tangannya, rupanya gadis itu sudah tahu kenapa Leebin terburu-buru menghimpit tubuhnya. Leebin melepaskan pagutan bibirnya. “Lakukan apa yang ingin kamu lakukan sebagai suamiku.” Ucapnya dengan tatapan datar tanpa senyuman. “Kamu menginginkannya? Atau karena