“Cup!” Bibir jadi berlabuh, Melisa melotot terkejut. Leebin tersenyum, berlanjut memagut bibirnya seraya memejamkan kedua matanya beralih menahan tengkuk Melisa. “Umh!” Melisa meronta, mendorongnya menjauh. “Kenapa? Hem?” Pria itu menatap cermat wajah Melisa. “Kamu harus menyelesaikan berkasmu kan?” Ucap Melisa dengan suara lirih. “Cup!” Satu kecupan lagi singgah pada bibir Melisa. “Leebin..” Melisa menahan dadanya. “Berhenti merajuk, okay?” Pintanya pada Melisa. “Jangan terlalu dekat dengan Aira.” Melisa menatap kedua bola mata pria tersebut. “Hanya partner.” Sahutnya sambil mengusap bibir Melisa menggunakan ibu jarinya. Leebin menghela napas panjang lalu duduk di sebelah Melisa. “Kamu sudah makan siang?” Melisa menyandarkan pipinya di atas d**a bidang pria tersebut, merangk