Leebin sudah merapikan celananya, tidak peduli dengan shirt dengan kancing yang masih terbuka, pria itu kembali menyulut rokoknya. Melisa meletakkan kepalanya di atas bahu kanannya. Wanita itu memejamkan kedua matanya. “Kamu sepertinya lelah sekali, tidurlah di dalam kamar.” Perintahnya pada Melisa. Melisa merapatkan tubuhnya, enggan beranjak dari posisi nyaman tersebut. “Mel? Heh?” Leebin menekan ujung telunjuknya pada pipi Melisa. “Emm..” Melisa menggelengkan kepala, mempererat pelukan pada pinggang pria tersebut. Leebin masih tetap menghisap rokoknya, sesekali mengembuskan asap dari bibirnya dengan mendongak ke atas. Melisa sudah terbiasa dengan hal itu, dia tidak pernah protes kecuali sedang berbicara serius dengan pria tersebut barulah dia mengambil rokoknya. Habis satu batang, L