Hari demi hari berlalu, harusnya Leebin sudah mengurus pendaftarannya untuk melanjutkan studinya di luar negeri. Akan tetapi karena ada masalah tersebut, dia harus mengatur ulang semua rencana. Tiga hari lagi adalah hari pertunangan dirinya dengan Melisa. Leebin sudah memesan tiket pagi ini untuk berangkat tepat saat hari pertunangannya dengan Melisa, pria itu juga sudah menyiapkan kopernya di kolong tempat tidurnya. Hari kemarin kedua orangtuanya Melisa juga sudah datang ke rumah, untuk membalas lamaran kedua orangtuanya beberapa hari lalu. “Terserah saja! Aku harus pergi kan? Aku tidak mungkin tinggal dengan wanita yang akan menatapku dengan bibir cemberut setiap hari. Kalau aku tetap tinggal dia pasti akan menyalahkan ku seumur hidup.” Gumamnya seraya duduk di ruang belakang. Pria itu