Melisa memeluk pinggang pria tersebut menggunakan kedua tangannya. Bibir mereka berdua masih bertautan. Leebin mendorong pelan tubuh Melisa untuk rebah di atas tempat tidur lalu naik di atas tubuhnya. “Kamu menginginkannya?” Tanya Melisa saat pria itu melepaskan tali gaun pada sisi depan dadanya. Mata jernih milik pria itu beralih dari gaun yang Melisa kenakan. Pria itu membalas tatapan matanya. “Kenapa? Apa kamu tidak ingin?” Tanyanya sambil tersenyum, batal menarik tali tersebut. “Bukan begitu, aku cuma sedang.. libur.” Ucapnya pada Leebin. Pria itu segera turun dari atas tubuhnya. Dia merasa canggung, tidak tahu harus mengatakan apa lagi pada Melisa. “Aku akan kembali ke kamarku, kamu istirahat saja. Pasti sangat tidak nyaman.” Ujarnya tanpa menatap wajah gadis itu segera turun d