Leebin melepaskan pelukannya, pria itu tersenyum seraya menekan kedua pipi Melisa menggunakan kedua telapak tangannya.
“Aku balik dulu.” Ucapnya pada Melisa. Hampir saja dia memutar tubuhnya untuk pergi tapi Melisa kembali berteriak padanya.
“Kamu masih nggak mau menjelaskan semuanya sama aku? Pergi gitu aja?”
“Tentang masa laluku yang sudah tidak bisa diperbaiki lagi? Atau tentang perpisahan yang kamu minta tahun lalu?” Tanyanya pada Melisa. “Aku sendiri tidak tahu harus menceritakan apa kepadamu, aku tidak tahu harus memulainya dari mana, Mel.”
“Semuanya. Katakan padaku semuanya.”
“Aku anak haram yang terbuang. Seorang Nenek merawat ku sejak bayi, beliau meninggal dan aku terpaksa hidup di jalanan sampai aku bertemu dengan kedua orang tua angkat ku.” Sakit sekali hatinya ketika me
