Erlin hanya duduk sebentar di kursi meja makan, wanita itu menyuap beberapa sendok ke dalam mulutnya lalu pergi meninggalkan ruang makan. Tidak ada yang dia katakan lagi pada kedua putri Derent. Erlin menuju ke dalam kamar Derent yang ada di lantai atas, kakinya terasa berat saat meniti anak tangga. Tepat di depan pintu kamar Derent jemarinya pun terasa enggan saat hendak membuka pintu tersebut, hatinya terasa ngilu dan sakit. “Kamar ini adalah kamar milik Evrina dan Mr.” Gumamnya dengan suara pelan. Erlin kembali menarik jemarinya dari gagang pintu yang belum sempat dia sentuh. Erlin mengepalkan tangannya di sisi tubuhnya. “Aku tidak punya tempat di rumah ini, ya..! rumah ini bukan tempat tinggalku. Aku harus kembali, aku harus pergi cepat atau lambat.. mengubur semua rasaku tentangmu, M