Usai berkata demikian Erlin menatap sekilas ke arah Derent. Dari sorot mata tajam Erlin terlukis jelas, mata itu menyatakan sesuatu kepada Derent Jake. “Inilah diriku yang sebenarnya, inilah kemarahanku Mr.” berikutnya Erlin segera memutar tubuhnya berbalik dan pergi menuju ke arah Samanta yang kini sedang menunggu dirinya. “Erlin, tenangkan hatimu..” Samanta mengusap punggung Erlin seraya mendorong keretanya. Erlin mengukir senyum tipis sambil menganggukkan kepalanya. Setelah Erlin pergi semua karyawan dan pengunjung hotel yang tadinya menjadi penonton ikut membubarkan diri. Evrina masih mematung sambil menyentuh pipinya bekas tamparan Erlin. Seumur hidupnya ini pertama kali dia mendapatkan tamparan dari wanita lain. Sebelum-sebelumnya saat masih menjadi istri dari Derent tidak ada yang