“Ed?” Tegur Evrina sambil memberikan ciuman pada punggung pria tersebut. Edward menutup grafik yang sebelumnya, lalu membuka grafik lain. Pria itu sudah merencanakan untuk kabur secepatnya. Cepat atau lambat Evrina akan segera menyadari kekalahan yang dia terima. Mungkin belum ada siapapun yang menghubungi Evrina, karena baru beberapa menit yang lalu saham tersebut lepas dari genggaman tangan Edward. “Evrina, aku ke kamar mandi sebentar.” Edward mengambil bajunya dari bawah lantai. “Ya, cepatlah kembali.” Serunya tanpa merasa curiga sama sekali. Evrina mengatupkan kelopak matanya. Edward udah berlari keluar dari dalam motel, pria itu menghentikan taksi untuk pergi menuju ke kediaman Erlin. Dia tidak berani pulang ke rumah. Edward tidak tahu kalau rumah tersebut sekarang berada dalam