Keesokan harinya, Erlin mendengar ketukan pintu dari luar kamarnya. Wanita itu segera membuka selimut lalu beranjak duduk di tepi ranjang. Derent masih terlelap, Erlin melemparkan padangan matanya ke arah jam dinding untuk melihat jam berapa sekarang. “Masih pukul lima pagi, kenapa Grace membangunkanku?” Gumam Erlin seraya turun dari atas ranjangnya lalu berjalan menuju ke pintu. Sampai di sana dia membuka pintu dan mendapati Nely berdiri tegak di luar pintu sambil memeluk bonekanya. Begitu halnya dengan Joly. Dua anak itu menatap wajah Erlin dengan tatapan penuh sesal. Erlin menyadari kecemasan yang kini tersirat pada dua wajah anak itu. Erlin segera duduk berjongkok di hadapan Nely dan Joly. Disentuhnya satu sisi pipi mereka berdua, Erlin menatap keduanya dengan tatapan lembut lalu mer