Hari demi hari berlalu, kondisi Erlin perlahan mulai membaik. Derent setiap hari datang mengunjunginya di rumah sakit. Pria itu dengan telaten menjaga dan mengawasi Erlin. “Mr? kapan aku boleh pulang kembali ke rumah? Di sini rasanya sangat membosankan sekali.” Ujarnya sore itu. Sudah satu minggu lebih Erlin tinggal di ruang perawatan tersebut. Derent tidak langsung menyahut, pria itu menatap wajah Erlin yang sudah terlihat lebih baik dibandingkan dengan hari-hari sebelumnya. Pria itu menarik kursi lalu duduk di sebelah ranjang Erlin. Derent mengambil jemari tangan Erlin, dikecupnya punggung telapak tangan wanita itu dengan kecupan lembut. “Kita tunggu putusan dokter, besok, Miss Joe.” Ucapnya setelah sekian lama terdiam. “Mr tidak ingin melihatku tinggal di rumah?” Tanyanya dengan