Sudah 1 jam lamanya Rafael menunggu Davina di kampus. Sebenarnya ia sangat Khawatir dengan keadaan istrinya. Sudah 3 hari terakhir istrinya itu sedang tidak enak badan. Ia sering muntah dan sakit kepala. Apalagi tadi pagi Davina mengalami muntah yang parah sehingga membuat wajahnya sangat pucat. Tapi dasar istrinya ini keras kepala karena ia harus berangkat ke kampus untuk bertemu dengan dosen pembimbingnya sehingga membuat Rafael mau tak mau mengikuti keinginan Davina. Tiba-tiba saja perasaan Rafael tak tenang ketika meninggalkan Davina sendirian. Apalagi tadi ia melihat bagaimana pucatnya wajah Davina saat berpamitan dengan dirinya. Karena sudah bosan menunggu terlalu lama Rafael memilih untuk pergi menunggu Davina di sekitar ruang Bu Marisa dosen pembimbing Davina. Siapa tahu nanti Dav