Part 10

1255 Kata
Di sebuah cafe ada seorang laki-laki tampan sedang menikmati secangkir kopi dan ia tampak sedang menunggu seseorang. Dan dari arah pintu cafe tampak seorang gadis dengan memakai jeans dan tshirt berjalan ke arah laki-laki yang sedang menikmati secangkir kopi. "Hai kak Reza maaf aku agak terlambat," kata Davina ketika sampai di meja dimana Reza menunggunya. "Gak apa-apa kok. Kakak juga baru saja datang. Kamu mau pesan apa?" tanya Reza pada Davina. "Orange juice aja kak," jawab Davina sambil menaruh tasnya di kursi sebelahnya. Reza pun segera memesankan minuman untuk Davina sebelum akhirnya ia kembali menatap ke arah Davina. "Ada apa kakak minta aku datang kesini?" tanya Davina langsung. Davina bukan tipe gadis yang suka basa-basi. Ia tipe gadis yang selau terus terang dan jujur. Karena baginya kejujuran itu sangat penting untuk semuanya. "Kakak cuma mau tahu soal yang kemarin. Apa betul laki-laki yang pergi bersama kamu itu tunangan kamu?" tanya Reza dengan raut yang serius. Sepertinya ini saatnya Davina bertanya langsung tentang perasan laki-laki di depannya ini. Apakah ia masih menganggap dirinya sebagai seorang adik atau mungkin sudah berubah ke hubungan yang lain. "Sebelum aku jawab pertanyaan kak Reza, boleh aku tanya sesuatu sama kakak?" tanya Davina balik. "Kamu mau tanya apa? Kakak akan jawab semua pertanyaan kamu." Dengan tatapan yang tajam Reza pun menjawab pertanyaan Davina. "Ok. Sebenarnya bagaimana perasaan kakak sama aku? Apa kakak masih menganggap aku seperti adik kakak sendiri atau lebih?" tanya Davina to the point. Terlihat wajah Reza kaget mendengar pertanyaan dari Davina. Tapi tak perlu menunggu lama karena ekspresi Reza sudah kembali berubah seperti semula. "Kamu mau kakak jawab apa?" tanya Reza balik. "Aku mau jawaban yang sejujurnya. Aku akan terima apapun jawaban dari kakak," kata Davina serius. "Awalnya kakak memang menganggap kamu hanya sebatas adik saja. Tapi lama-lama kakak merasakan perasaan yang berbeda sama kamu. Perasaan lebih dari seorang teman. Tapi untuk saat ini kakak tidak bisa memberikan kamu kepastian apa-apa karena kamu tahu sendiri jika kakak sudah bertunangan dengan Regina. Dan kamu tahu juga papa sangat ingin kakak menikah dengan Regina. Dan kakak ingin mewujudkan keinginan papa. Jadi maaf kalau mungkin jawaban kakak ini akan menyakiti hati kamu," kata Reza dengan wajah yang menyesal. Awalnya Davina berpikir akan merasakan perasaan sakit atau bersedih ketika mendengar penolakan dari kak Reza. Tapi nyatanya ia merasa lega bahwa ia akan melepaskan perasaannya kepada kak Reza dan ia akan memulai hubungan baru dengan Rafael. Davina akan menerima perjodohan itu. Karena ia menyadari satu hal ketika kemarin menghabiskan waktu dengan Rafael. Mungkin dari luar Rafael tampak cuek dan dingin tapi setelah Davina mengenal Rafael ia adalah sosok laki-laki yang bertanggung jawab serta sangat peduli padanya dan itu point plus untuk dirinya. "Aku gak apa-apa kok. Dan aku bisa mengerti. Jadi kakak ikutin saja permintaan papa kakak. Aku yakin Regina bisa menjadi istri yang terbaik buat aku. Aku dengan tulus mendoakan yang terbaik untuk kebahagian kakak," kata Davina sambil tersenyum. Lagi-lagi Reza terpana dengan senyum yang Davina tunjukkan padanya. Senyum itu yang selalu membuat Reza suka berada di samping Davina. Mungkin jika sang papa tidak menjodohkan dirinya dengan Regina mungkin ia sudah menjadikan Davina kekasihnya. Tapi Reza tak bisa melakukan hal itu karena ia sangat patuh kepada sang papa dan ingin membahagiakan sang papa. "Oya tadi kakak tanya soal siapa laki-laki yang datang sama aku kemarin kan?" tanya Davina lagi. Reza pun mengangguk mendengar pertanyaan dari Davina. Ia ingin tahu siapa laki-laki itu. Apakah benar dia laki-laki yang menjadi tunangan Davina. "Namanya Rafael Douglas. Dia laki-laki yang dijodohkan bunda sama aku. Kebetulan mamanya Rafael adalah sahabat baik bunda jadi mereka berniat untuk menjodohkan kami berdua. Dan aku rasa aku akan menerima perjodohan itu. Nanti kalau aku tunangan sama Rafael aku harap kakak bisa datang ya seperti apa kata Rafael kemarin," kata Davina menjelaskan. Hati Reza merasa tercubit ketika Davina mengatakan jika laki-laki yang datang bersamanya kemarin adalah tunangannya. Dan yang membuat Reza menyesal karena ia tidak bisa memiliki gadis sebaik Davina. Bahkan dengan tulus Davina mendoakan hubungannya dengan Regina berjalan dengan baik. Tak ada raut sedih yang Davina tunjukkan padahal dirinya menolak pernyataan Davina yang mengatakan dirinya suka padanya walaupun Davina mengatakannya tidak secara langsung tapi Reza tahu benar jika Davina memiliki perasaan yang lebih kepadanya. Orange juice yang Davina pesan sudah datang dan davina pun menghabiskan orange juice itu dan selama berada disana Davina pun mengobrol banyak dengan Reza. Obrolan-obrolan ringan yang pasti membuat keduanya nyaman. Selain itu Davina juga sudah memposisikan dirinya sebagai seorang adik ataupun teman untuk Reza. Davina baru saja memarkirkan mobilnya dan saat itu hari sudah menjelang malam. Setelah berhasil memarkirkan mobilnya Davina pun masuk ke rumahnya. Ketika masuk ke rumah tampak sang bunda sedang menyiapkan makan malam untuk dirinya dan juga sang ayah. "Malam Bun," sapa Davina sambil memeluk tubuh sang ibu. "Malam sayang. Kamu kayaknya capek banget sih? Kuliah kamu padat banget ya hari ini?" tanya Widya sambil menatap piring di meja makan. "Lumayan Bun. Banyak tugas yang harus aku selesaikan. Soalnya mau masuk ujian gitu deh jadi kuliahnya jadi tambah padat. Oya ayah mana Bun? Belum pulang?" tanya Davina sambil mencari keberadaan sang ayah. "Ayah baru mandi tuh. Ayah juga baru aja datang kok dari kantor," jawab Widya pada sang putri. "Ya udah aku naik ke kamar dulu Bun mau mandi," kata Davina yang sudah beranjak naik ke kamarnya. "Sayang selesai mandi langsung ke bawah ya kita makan malam bersama," kata Widya mengingatkan. "Iya Bun," jawab Davina. Davina pun merebahkan badannya yang terasa lelah. Setelah pertemuannya dengan kak Reza tadi benar-benar membuatnya lega. Setelah ini ia bisa mengambil keputusan yang terbaik untuk hidupnya. Ia akan menerima perjodohan ini dan juga menerima keberadaan Rafael. Ia tahu saat ini ia tak memiliki perasaan apa-apa dengan Rafael tapi ia yakin dengan berjalannya waktu ia bisa mencintai Rafael. Davina berniat untuk bertemu dengan Rafael dan menjawab pertanyaannya yang kemarin. Ia pun mengambil ponselnya dan mencoba menghubungi Rafael. Dan tak perlu menunggu lama Rafael langsung menjawab panggilannya. "Raf bisa kita besok ketemu. Aku mau menjawab pertanyaan kamu bebroa hari yang lalu. Dan aku mau kita bicara hanya berdua tanpa ada campur tangan orang tua kita. Apa kamu bisa?" tanya Davina di ujung telepon. "Ok besok kita bertemu. Jam berapa dan dimana kita ketemu?" tanya Rafael balik. "Setelah pulang dari kampus aja ya. Kalau masalah tempat kalau bisa yang private agar gak ada orang yang mengenali kita. Aku cuma mau berbicara dengan kamu tanpa ada orang yang tahu," pinta Davina. "Ok. Kebetulan besok aku gak ada jadwal ngajar. Apa kamu bisa datang ke kantor aku? Kita bisa bicara dengan tenang di kantor aku," kata Rafael memberi saran. "Ok besok pulang kuliah aku langsung ke kantor kamu. Nanti kamu kirim alamat kantor kamu aja biar aku bisa langsung kesana," kata Davina setuju. "Ok nanti aku kirim alamatnya," kata Rafael membalas. "Thanks. Kalau gitu aku tutup teleponnya ya. Soalnya bunda udah nunggu buat makan malam," kata Davina mengakhiri sambungan telepon. "Salam buat ayah dan bunda kamu," kata Rafael sebelum menutup teleponnya. Davina pun meletakkan ponselnya di meja dan ia kembali menarik nafasnya. Ia berharap apa yang sudah ia putuskan tidak salah. Besok ia akan berbicara serius dengan Rafael. Bagaimanapun juga ini menyangkut masa depan mereka berdua jadi mereka harus membahasnya dengan sangat matang. Setelah itu Davina pun bergegas mandi karena di bawah ayah dan bundanya sudah menunggunya untuk makan malam. Hmmm... Akhirnya Davina mengambil sikap deh. Kira-kira besok hal apa yang akan Davina katakan kepada Rafael ya??? See you next chapter... Happy reading...
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN