Pengantar Tidur

1566 Kata

Sebanyak apapun uang yang mereka miliki, hal yang paling membuat bahagia adalah kumpul bersama dengan keluarga. Leonor menatap sang Direktur Rumah sakit yang sibuk melahap makanan karena menunggu sejak tadi. “Kakek makannya pelan-pelan aja kenapa.” “Lapar, nungguin kamu dari tadi.” “Padahal kan bisa makan duluan. Nasi kuningnya bisa Kakek potong,” ucap Leonor merasa tidak enak. “Nggak, kan kamu yang punya hajat. Tumben juga Kakek tiba-tiba kepengen makan nasi kuning.” Pembicaraan random keluarga, bahkan Gideon ikut terseret. Dimana Leena dan pria itu akan menikah 3 minggu lagi. Itu yang membuat Mama Elea sibuk akhir-akhir ini. “Sekarang masih satu apartemen?” tanya Nenek Zahra, ibunya Mama Elea. “Masih, Nek. Abag gak mau jauh-jauh dari Leena.” Tanpa disangka, Gideon mengangguk. “Samp

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN