Ara mengusap perutnya dengan lemas. Perempuan itu kini tengah duduk di taman belakang sembari meminum es matcha. Di mejanya ada camilan yang dia beli dari supermarket. Tiga bulan ini Ara sudah belajar cara mandiri dengan baik, Ara belanja sendiri ke pasar bersama Elsi, membeli bahan menu cafenya lewat supplier dan ke supermarket untuk sekadar berjalan-jalan santai. Saat ini pikiran Ara tengah berkecamuk setelah melihat video yang dikirimkan papanya. Ara hafal betul nomor papanya meski tidak dia simpan. Papanya mengirimkan video suaminya yang tengah tidak baik-baik saja. Terbesit rasa tidak enak hati dan ingin menengok suaminya, tapi Ara meneguhkan hatinya bahwa ia sudah tidak ada urusan apa-apa dengan suaminya lagi. Papanya juga mengirimkan pesan beruntun menyuruhnya untuk pulang, tapi lag