Bulan pertama, kegilaan Farel makin menjadi. Bulan kedua kegilaan Farel ada pada level tiga, dan bulan ketiga Ara pergi, kegilaan Farel tidak bisa diobati. Farel terus mengamuk seorang diri di rumahnya. Kucingnya sudah dijual oleh mamanya karena Farel yang tidak sanggup merawatnya. Jangankan merawat kucing, merawat dirinya sendiri Farel tidak bisa. Semua orang menyudutkan Farel, semua orang menyalahkan Farel atas hilangnya Ara. Dan tidak ada satu pun yang masih berpihak padanya. Farel kehilangan segalanya. Popularitas, wibawa terhadap para dokter di rumah sakitnya dan kehilangan orang-orang terdekatnya. Prangg! Brakkk! Farel membanting botol-botol bir di lantai dengan kencang hingga pecahan belingnya kemana-mana. Farel bak orang kesetanan yang tidak bisa mengendalikan dirinya. “Ara …