Minggu ke tiga Farel berada di rumah sakit untuk pemulihan. Setiap pagi Ara akan datang bersama Alvarez untuk mengelap tubuh suaminya dan membawakan masakan rumah. Ara sesekali mengurus usahanya lewat Elsi yang ia percaya untuk memantau di sana. Syukurlah Elsi sangat bisa diandalkan. Sebenarnya Ara sudah merindukan kota Yogyakarta, tapi mau bagaimana lagi, kalau Farel masih membutuhkan semangatnya untuk sembuh.
Ara sudah memutuskan untuk berdamai dengan masa lalu. Ara sudah merasa baik-baik saja saat harus bertemu dengan suaminya. Rasa benci itu sudah hilang seiring rasa ketakutan Ara saat Farel pergi. Ara tidak ingin mimpi buruk itu menjadi kenyataan.
Ara tidak ingin egois, membayangkan anaknya hidup tanpa figur orang tua membuat perasaannya sakit. Alvarez harus mendapatkan kasih saya
