Naura baru saja akan keluar dari apartemennya sampai seseorang menepuk bahunya saat akan mengunci pintu. “Eh? Bisma?” Naura cukup terkejut mendapati Bisma telah berada di apartemennya di waktu yang masih pagi. “Hai, kau akan keluar?” Bisma melihat Naura dengan pakaian rapi dan membawa tas selempang. “Ya, sebenarnya. Ada apa?.” Naura menggaruk pipinya yang tak gatal dan melirik arah lain. “Bisa aku meminta waktumu sebentar?” pinta Bisma tanpa mengalihkan pandangannya pada Naura. “Um ... ya. Ada apa?” Tiba-tiba Fani muncul dari balik punggung Bisma. Gadis itu menunduk dan melihat Naura takut. “Naura … a-- aku kesini ingin minta maaf padamu,” kata Fani dengan terus menunduk , ia tak berani menatap Naura. “Apa maksudmu, Fani? Maaf untuk apa?” tanya Naura keheranan, ia benar-benar tidak