Pagi itu, sinar matahari menyelinap lembut melalui tirai tipis di kamar, menyentuh wajah Luna yang masih setengah terpejam. Udara pagi terasa segar, namun bukan itu yang membuatnya terjaga sepenuhnya. Ada aroma yang menggoda—harum masakan yang hangat dan lezat, merayap di udara, langsung menggugah perutnya yang mulai meronta karena lapar. Dengan rasa penasaran yang bercampur kantuk, Luna bangkit dari tempat tidur dan berjalan perlahan keluar kamar. Ketika ia berdiri di ambang pintu, matanya langsung tertuju pada sosok Regan di dapur minimalis yang kemarin tampak begitu rapi. Kali ini, dapur itu hidup dengan kesibukan yang elegan—sebuah pertunjukan yang memukau dalam kesederhanaannya. Regan berdiri di depan kompor, mengenakan kemeja putih yang lengan-lengannya digulung hingga siku, memperl

