Nasib Sela Di Tangan Martin,

1390 Kata

"Saya mau mengajak Sela bertemu dengan ibu saya, hari ini," ujar Martin dengan nada yang tenang namun tegas, suaranya memecah keheningan di ruang sederhana itu. Ibunya Sela menghentikan sejenak gerakannya memotong sayuran, matanya menatap Martin penuh tanya dan sedikit keraguan. "Ibu saya sudah lama ingin bertemu dengan Sela. Dan saya pikir, hari ini adalah waktu yang tepat," lanjut Martin, berusaha meyakinkan. Ibunya Sela menatap putrinya dengan cemas, seolah mengukur kedalaman hubungan mereka yang tak pernah sepenuhnya ia pahami. "Tapi, Nak, apa Sela tidak bilang kalau hari ini dia harus membantu ibu di warung? Banyak pesanan yang harus ibu kerjakan, dan Sela satu-satunya yang bisa bantu." Martin tersenyum tipis, ada sesuatu yang penuh otoritas di dalamnya. "Saya mengerti, Bu. Tapi i

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN