Perhatian Penuh Martin Untuk Sela.

1549 Kata

Debat itu seakan tak berujung, dua pria dengan ego mereka yang tak tertundukkan, bertukar kata tajam seperti dua pedang yang terus beradu. Di tengah-tengah badai kata-kata itu, Sela hanya bisa diam, kepalanya tertunduk dalam ketidakberdayaan. Ia merasa tubuhnya semakin menciut, terperangkap di antara dua pria yang seolah-olah sedang memperjuangkan sesuatu yang tak pernah ia minta untuk diperebutkan. Di dalam hatinya, Sela bertanya-tanya, mengapa hidupnya harus terjebak di antara pertarungan ini? Mengapa nasibnya seakan dikendalikan oleh tangan-tangan kasar yang tak memberinya pilihan? Bibirnya terkatup rapat, menahan desakan tangis yang ingin pecah, namun ia tetap diam—karena di dunia ini, kata-katanya selalu tenggelam di antara suara keras laki-laki yang saling berteriak. Ketika perdeba

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN