Hinaa Martin.

1317 Kata

"Bagaimana reaksi ibumu, sayang?" tanya Martin, suaranya melayang lembut seperti embun pagi di antara dinding-dinding sekolah yang suram. Saat ini, ia berdiri di samping Sela, yang tengah berusaha tersenyum meskipun dengan ketulusan yang terpaksa. Rasa tertekan yang menyelimuti hatinya jelas tampak setiap kali ia berhadapan dengan Martin, sosok yang seakan-akan menghimpitnya dengan beratnya. "Ibu merasa bingung," jawab Sela, suaranya serupa bisikan lembut yang mencoba melawan badai emosional di dalam dirinya. "Apa yang membuat ibumu bingung?" Martin bertanya lagi, tatapannya penuh rasa ingin tahu yang hampir tidak beralasan. "Karena kamu memberikan aku banyak sekali barang. Semuanya mahal sekali. Ibu berpikir kalau aku menjual diriku padamu," keluh Sela dengan nada yang hampir seperti t

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN