"Kamu tersenyum terus?" Serena menatap keluar jendela mobil, matanya yang biasanya tenang kini memancarkan keceriaan yang tak bisa disembunyikan. Senyum di bibirnya seakan menjadi bukti tak terbantahkan dari kebahagiaan yang menyelinap di hatinya. Namun, saat Raka bertanya, senyum itu perlahan meredup, seolah ada beban tak terlihat yang kembali menyelimuti. "Ah, masa?" Serena berusaha mengembalikan ekspresi wajahnya ke keadaan netral, mencoba menyembunyikan perasaan yang bergejolak di dalam dirinya. Percakapannya dengan Shaka tadi masih terngiang di telinganya, nada suaranya yang lembut, tatapan matanya yang dalam. Akhir-akhir ini, Shaka memang tampak lebih menyenangkan, penuh perhatian, seakan ingin mengisi ruang kosong di hatinya yang tak pernah benar-benar bisa diisi oleh orang lain.