Gerakan Ayyas membangunkan Indah yang tertidur di pelukannya. "Eh, maaf aku membangunkanmu?" ucap Ayyas sambil meringis pelan. "Maaf, aku ketiduran. Lho, Mas kamu sakit lagi?" tanya Indah khawatir. Ia segera beringsut bangun dan membetulkan hijabnya yang berantakan. "Ah, ini hanya sakit biasa, tidurlah lagi! Kau nampak lelah," ucap Ayyas lagi. "Enggak ah, Mas. Lagi pula sebentar lagi masuk dzuhur. Aku panggilkan dokter dulu ya?" "Eh, jangan! Mana Pram?" "Pram kusuruh pulang. Dia bilang akan ke sini lagi nanti sore. Kenapa?" "Begitu rupanya," jawab Ayyas. Sebenarnya ia berharap Pram masih ada di sini. Setidaknya jangan sampai Indah mendengar kondisinya dari dokter. Tapi dengan keadaan seperti ini, mana mungkin Indah tidak tahu. Melihat Ayyas yang nampak melamun, Indah mendekat dan m