Di ruang kerjanya. Damar langsung melempar ponselnya karena dia sangat marah. "b******k! Kenapa aku harus memiliki putra semacam dia?!" Umpat damar dengan nada kasar dan terus mengumpat tiada henti. "Darren! Kenapa dulu, aku tidak menghabisinya saja! Arrghhh … sialan! Anak ini, semakin hari, dia semakin kurang ajar saja!" Teriak damar dan dia pun mengacak-acak seluruh barang yang ada diatas meja karena amarahnya itu. "Darren sialan! Berani-beraninya kamu mengancam aku. Kamu pikir, kamu sudah hebat, hah! Kamu tidak akan bisa mengalahkan aku! Ya, kamu tidak akan bisa mengalahkan aku," teriak Damar. Dia seperti orang gila yang sudah hilang kendali. Damar benar-benar sangat membenci putranya dan semakin hari, rasa benci itu terus bertambah. Apalagi saat ini, dia juga menyukai Aline dan D

