Tubuh itu sudah tak bertenaga, saat melihat beberapa perawat akhirnya menutup wajah sang istri yang selalu ia sakiti hingga akhir, mereka membawa brankar itu menuju kamar jenazah, tubuh Kern begitu lemas, namun dia tidak akan pernah meninggalkan Jeslyn sendirian, dia mengikutinya walau ghatinya tercabik-cabik tak karuan. Genggaman tangannya pada tangan yang kini sudah memucat dan dingin itu menyadarkan Kern, jika semua ini adalah kenyataan, ketakutan yang selama ini menghantuinya telah menjadi nyata dan menyiksanya. “J..Je, kenapa.. Kenapa kau melakukan ini padaku?” Bibirnya yang sudah pucat itu bergetar menyebutkan nama wanita yang sukses membuatnya merasakan kesakitan paling pahit dalam hidupnya, dia menatap lekat wajah yang sudah pucat pasi itu, mengecup kening Jeslyn dengan ai