Kedua tangannya begitu erat menggenggam tangan-tangan kecil anak kembarnya memasuki sebuah pemakaman. Kaca mata hitam di wajahnya menyembunyikan gurat kesedihan yang selama bertahun-tahun ini tidak pernah bisa hilang dalam hidupnya. Hanya kedua malaikat kecilnya yang menjadi penyemangat hidupnya, malaikat kecil yang diperjuangkan dengan nyawa oleh dia. “Daddy ... Daddy .... bunganya ketinggalan.” Ungkapan dari sang putri kecilnya membuat pria itu menoleh dan menyunggingkan senyumnya. Berjongkok di depan putra dan putri kecilnya yang terlahir kembar. “Ah, bagaimana Daddy bisa melupakannya? Kalian tunggu sebentar di sini, okay? Daddy akan mengambil bunga untuk Mommy. Jangan pergi dulu, ya?” Keduanya mengangguk patuh dengan senyum lebar, membuat pria itu juga tertawa dan mengecup keduany