“Harus dengan apa aku membayar segala kesakitanmu, Je. Aku ... aku juga terluka, aku menyesal dan mungkin akan mati dibunuh oleh rasa bersalah, namun setitik harapan itu masih ada. Aku ... aku tau kau begitu tulus dan baik, kau pasti akan memikirkan kebahagiaan untuk anak kita kan? Aku tau tidak pantas untuk meminta ini. Tapi, Je. Aku yang tidak tau diri ini meminta padamu, tolong maafkan aku dan kembalilah padaku. Kebahagiaan yang kau impikan itu, aku akan berusaha keras untuk mewujudkannya bersama anak-anak kita. Kumohon, Je. Mereka, mereka membutuhkanku untuk tumbuh kembangnya, kau bilang ingin memberikan kebahagiaan untuk mereka kan? Maka kebahagiaan yang sesungguhnya adalah saat mereka memiliki keluarga yang lengkap dan orang tua yang menyayanginya.” Kern berujar dengan air mata berli
