Part 51

2236 Kata

"Aretha!" pagi hari itu disambut dengan teriakan Husna yang terdengar amat lantang di ruangan apartemen yang sepi. Setengah berlari Husna mendekati tempat tidur dimana Aretha tengah meringkuk seperti janin dengan tubuh bergetar hebat. "Tha?" Panggilnya lagi di sisi tempat tidur. Suaranya yang lirih tidak bisa menyembunyikan kepanikannya. Husna tahu apa yang terjadi, ini bukan hal yang asing baginya meskipun jarang terjadi. Aretha membuka matanya perlahan, menatap sahabatnya lantas tersenyum lembut. "Tenang..." desahnya lirih. Jelas sekali tengah menahan sakit. Husna mengusap dahi Aretha lembut. Keringat dingin membanjiri dahi sahabatnya itu. "Dimana obatnya?" tanyanya berupa bisikan. Sementara matanya mencari ke penjuru ruangan. Bukannya menjawab, Aretha malah menggelengkan kepal

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN