Aretha berjalan mondar-mandir di dalam kamar, menunggu Alfatih keluar. Ia membutuhkan ponselnya. Dan pria itu masih memegangnya. Ia menggedor pintu walk in closet dimana Alfatih menghilang dan berharap pria itu mendengarnya. Dan Aretha dibuat cukup terkejut kala melihat Alfatih keluar dengan celana yang berbeda. Ia juga mengangkat kepala dan melihat mata sembab pria itu. "Kau baik-baik saja?" tanyanya ingin tahu. Alfatih hanya mengangkat sudut mulutnya dan tersenyum. "Mengkhawatirkanku, heh?" tanyanya dengan nada menggoda. Aretha mengernyit. "Sayangnya tidak." jawab gadis itu ketus. "Aku mengkhawatirkan diriku sendiri." jawabnya tegas. "Siapa yang tahu kalau kau terkena serangan jantung dan mati di dalam sana sementara aku terkurung disini bersama mayatmu karena aku tidak bisa membuka