Setelah dibawa berkendara selama beberapa jam dengan kondisi mata dan mulut tertutup, serta tangan terikat, akhirnya Abram diseret turun dari mobil, lalu didudukkan pada sebuah kursi kayu. Ikatan mata dan mulutnya dibuka, tetapi tangan tidak. “Di mana ini?” Abram mengerjap berkali-kali, berusaha menyesuaikan pandang dengan sekitarnya. Dia menatap ngeri ketika menyadari kini mereka sedang berada di sebuah bangunan besar yang gelap. Mungkin bangunan tua, bekas pabrik, atau gudang yang sudah tidak terpakai lagi. Keempat lelaki yang tadi membawanya masih ada. Jett pun kini ada bersama mereka. “Apa yang akan kalian lakukan?” tanya Abram lagi ketika tidak ada yang menanggapi pertanyaannya. “Berandal ini berisik sekali.” Jett berdecih jijik melihat wajah ketakutan Abram yang duduk tepat di had