"Kita jadi melakukannya, bukan?" tanya Daniel tidak sabar saat menghampiri Sera di rumah kaca. Perempuan itu tampak duduk dengan tegang menghadap meja teras yang biasa digunakan untuk menikmati teh dan camilan sore hari. Di tempat ini Sera akan melakukan live. Bukan live untuk menjual pakaian seperti yang dahulu dia lakukan, tetapi Sera akan membuat sketsa pakaian sambil melayani pertanyaan dan mengobrol dengan para penontonnya. "Boleh aku mundur saja?" balas Sera gugup. Semalaman Sera hampir tidak bisa memejamkan mata saking senewen membayangkan hari ini. Hari ini pun dia terus merasa mulas dan nyaris tidak bisa makan akibat terlalu tegang. Daniel mengernyit cemas. "Mengapa?" "Aku takut," bisik Sera gemetar. Segera saja Daniel menggeleng. Dia mendekat, kemudian duduk di hadapan Sera

