Helaan napas Dipta terdengar keras entah untuk yang ke berapa kalinya hari itu, wajahnya muram dengan perasaan yang kacau. Matanya terus melirik ke arah ponselnya berharap ada balasan pesan atau panggilan dari wanita yang mencuri seluruh atensinya dimanapun dia berada. Terlalu takut melihat wanitanya merasakan sakit membuat Dipta menjadi begitu sensitif hingga tanpa sadar melukai wanitanya. Masalah yang paling sensitif untuknya bersama Saki masih jelas perihal anak, dan entah kenapa emosinya begitu mudah memuncak saat permintaan anak itu keluar dari bibir gadis kecilnya yang mengatakan menginginkan adik. Hal itu membuat Dipta tidak bisa berpikir jernih dan melontarkan tuduhan kepada Saki dengan begitu ringan, berpikir jika Saki lah yang memonopoli Keina untuk tetap bisa mencapai kein

