Begitu tiba di bandara sekitar jam setengah dua pagi, perasaan Dipta bukannya lebih tenang karena semakin dekat jaraknya dengan sang istri, hatinya justru semakin tidak karuan. Jantungnya berdegup kencang dan terasa menyakitkan, seperti ada batu besar yang menggelayutinya. “Tolong lebih cepat, Pak.” Pinta Dipta kepada sang supir, jalanan terasa lebih lengang begitu memasuki tol dan Dipta meminta supir untuk bergerak secepat yang dia bisa. Pintu rumahnya yang sudah menggunakan smart lock door membuat Dipta entah mengapa bersyukur malam itu, karena jika masih menggunakan kunci manual, dalam situasinya yang genting dan tidak bisa berpikir jernih sebelum memastikan keadaan sang istri, Dipta tidak bisa berpikir di mana dia menaruh kuncinya, atau mungkin bisa saja kunci itu masih tertingg

