Ketukan pintu di ruang rawat Saki itu membuat Dipta langsung beranjak dan membukanya, dia tersenyum melihat keluarganya datang. “Bagaimana Saki, Ta?” Tanya Mama Laras, tatapannya sudah berubah khawatir, membuat Dipta mengulum senyum tipis dengan helaan napas yang panjang. “Sedang tidur, Ma. Dokter masih melakukan observasi.” Dipta membuka pintunya lebih lebar lalu mempersilahkan mereka masuk. Mereka mendekat ke ranjang Saki yang sedang terlelap dan terlihat damai. Laras menatapnya penuh sesal, banyak kata seharusnya yang kini menggelayuti hati. Seharusnya dia tetap memperhatikan Saki. Seharusnya dia tidak membuat Saki terbebani dan banyak lagi penyesalan yang disadarinya. “Tidak apa-apa, Saki pasti akan baik-baik saja. Dulu saat Mama hamil Mas kamu Mama juga mengalami preeklamsia

