Berbeda dengan Dipta yang kini wajahnya diliputi kekhawatiran, Saki justru sibuk membuka pesan dari ponsel Dipta seperti permintaan pria itu. “Oh, ini hanya pesan promosi dari salah satu maskapai, Mas. Mas, aku lihat-lihat galeri ya?” Pinta Saki meminta ijin, tidak menyadari kecemasan di wajah Dipta. “Buka saja, sayang. Aku panggil Naomi untuk memeriksa tensi kamu, ya?” Ucap Dipta yang sudah beranjak dari ranjang, baru saat itu Saki menyadari mimik wajah Dipta yang telah berubah cemas dan penuh ketakutan. “Mas … Aku baik-baik saja, aku tidak merasa pusing juga, bengkak menjelang lahiran kan memang wajar, Mas. Baru kemarin lusa kan kita cek baby twins, tekanan darahku juga normal.” Saki mencoba menenangkan Dipta, namun tetap tidak berpengaruh untuk pria itu, dia tetap beranjak dari ran

