Minggu ini Danil bangun agak siang. Semalam ia bahkan pulang larut malam sekali. Ia memilih menyibukkan diri pada pekerjaan yang memang menggunung di kantornya. Pengalihan dari segala masalah yang ia hadapi. Hubungannya dengan Ulfa masih dibilang belum normal. Mamanya masih memasang tampang marah kepadanya. Jadi mau tak mau ia mengalah. Ia menuruni tangga rumahnya. Rumah terlihat sunyi sekali. Kemungkinan Kak Aya dan keluarga kecilnya sudah kembali pulang ke Semarang. Mereka bahkan tidak pamit. Bagus, semua seolah memusuhi dirinya. Danil menuju ruang makan. Perutnya terasa lapat, jadi ia bergegas mengambil piring yang berisi nasi goreng dan melahapnya habis. Walau dalam keadaan marah, Mamanya masih tak lupa menyisakan makanan. Tak lama terdengar pintu kamar milik orang tuanya te