Twenty Seven

1875 Kata

Nyaman. Itulah yang Vivian rasakan saat berusaha membuka matanya. Tapi kok perutnya berat ya? Vivian meraba perutnya dan menoleh ke samping. "A-hmph!!!" Teriakannya tertahan. Tangan Satria lebih dulu membekapnya. "Jangan berisik! Saya masih ngantuk," bisik Satria tanpa membuka mata. Dengan sekuat tenaga, Vivian membuka bekapan Satria yang memang lemah. Ia lalu beringsut hendak bangun, namun kaki Satria menahan kedua kaki Vivian. "A-apa yang Dokter lakukan?!" "Sshh, diamlah, lima menit lagi." Kaget tentu saja, seingat Vivian, ia semalam tidur di lantai, tapi kok sekarang di kasur dan satu selimut dengan Satria. Tunggu! Satu selimut?! Dengan tergesa, Vivian segera memeriksa bawah selimut. Ia bernafas lega setelah memastikan pakaian dirinya dan Satria masih utuh. Mengerti apa yang Vivi

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN